Strategi Soft Selling ala Cobainn.yukk di Media Sosial
Dalam era digital yang serba cepat, konsumen tidak lagi tertarik dengan promosi yang terlalu agresif. Mereka lebih suka pendekatan yang halus, hangat, dan tidak memaksa. Inilah kenapa strategi soft selling menjadi pilihan banyak brand makanan kekinian, termasuk Cobainn.yukk, dalam membangun koneksi dengan audiens mereka di media sosial.
Apa Itu Soft Selling?
Soft selling adalah teknik pemasaran yang fokus pada pendekatan emosional dan storytelling dibandingkan dengan ajakan langsung untuk membeli. Teknik ini biasanya melibatkan konten yang menghibur, inspiratif, atau informatif untuk menciptakan kedekatan antara brand dan konsumen.
Di platform seperti Instagram dan TikTok, Cobainn.yukk menerapkan soft selling dengan sangat efektif. Alih-alih langsung menulis “Beli Sekarang!”, mereka lebih sering membagikan konten seperti behind the scene pembuatan cilok ayam suwir, video unboxing mochi isi matcha, atau cerita lucu dari pelanggan yang menikmati camilan mereka.
Teknik Soft Selling yang Dipakai Cobainn.yukk
1. Cerita Personal dan Relatable
Cobainn.yukk sering mengunggah cerita sederhana yang dekat dengan keseharian target pasar mereka: Gen Z dan milenial. Misalnya, "Pernah nggak sih, sore-sore pengen ngemil tapi bingung mau apa? Nah, cilok ayam suwir ini solusi banget!" — ini lebih terasa sebagai teman curhat daripada promosi.
2. Gunakan Influencer Mikro
Mereka juga bekerja sama dengan influencer mikro yang punya engagement tinggi. Bukan sekadar endorse, tapi dengan gaya ngobrol santai, seperti “Ini camilan baru nemu sih, enak parah!”
3. Tampilan Visual yang Natural
Konten Cobainn.yukk tak selalu terlihat profesional. Justru, mereka sering unggah foto ala rumahan, unboxing tanpa filter berlebih, dan aesthetic sederhana. Ini membuat konten terasa lebih jujur dan mudah dipercaya.
4. Caption Soft + Call to Action Terselubung
Caption mereka seringkali seperti cerita atau keluh kesah ringan. Di akhir, baru ditambahkan ajakan seperti: "Kalau kamu juga pernah ngalamin kayak gini, cobain deh cilok Cobainn.yukk."
Mengapa Strategi Ini Efektif?
Karena audiens merasa tidak sedang “dijualin”. Mereka terhubung secara emosional, merasa dipahami, dan akhirnya muncul minat beli secara alami. Teknik ini juga mendorong interaksi yang lebih tinggi di komentar, DM, atau story replies.
Soft selling juga memperkuat branding jangka panjang. Konsumen akan lebih loyal karena merasa “kenal” dengan brand tersebut.
Hubungkan Soft Selling dengan Strategi Lain
Soft selling bisa dipadukan dengan strategi lain seperti branding visual dan bundling produk. Kamu bisa baca lebih lanjut tentang strategi visual makanan kekinian di sini sebagai bagian dari pendekatan komunikasi yang konsisten dan menarik.
Untuk kamu yang sedang membangun bisnis camilan kekinian, pendekatan soft selling ini patut dicoba. Lihat langsung bagaimana Cobainn.yukk membangun loyalitas konsumen dengan cara halus dan kreatif di Instagram mereka: @cobainn.yukk.
Kesimpulan
Strategi soft selling di media sosial memberikan pendekatan yang lebih manusiawi dan menyentuh emosi audiens. Dengan menceritakan pengalaman, menggunakan visual jujur, serta bekerja sama dengan mikro influencer, brand seperti Cobainn.yukk berhasil membuat produknya menempel di hati konsumen.
Yuk, pelajari lebih banyak teknik kreatif dari brand ini, dan temukan cara jualan makanan kekinian yang tidak membosankan hanya dengan pendekatan yang lebih lembut namun berdampak besar.
Komentar
Posting Komentar